semuanya adalah pita-pita yang
ku ikat di pohon depan rumah seorang asing
#1
Aku menggambar jejak dari bayanganmu yang tertinggal saat
kau pamit pergi mengembara
Katamu
Utara, mencari resah, mencari desah
Kutiupkan ruh pada jejak-jejak itu, sehingga aku tak bisa
lagi melihat bahteramu, sungai yang melenyapkan aroma tubuhmu
#2
Aku menggambar harapan berdasarkan siluet tubuhmu, karena
aku tahu tak ada doa yang lebih megah selain melihatmu pulang membawa daun
kuning yang kau petik di tengah musim
Kubentuk angan-angan dari senyummu , lalu kukecupkan pada
bibir-bibir asing
Aku selalu
berharap kelak bibir-bibir itu berubah menjadi bibirmu, agar aku tak perlu lagi
berebut mengecup bibirmu dengan angin pantaimu
#3
Tak ada yang kugenapi selain menara pasir yang kubangun di
gigir pantai dimana kita pernah berbaring terlentang, menitipkan nama kita pada
bintang-bintang
Tak ada yang kaugenapi selain mimpi-mimpi siang, dimana
kulihat bibirmu beradu dengan waktu, melafalkan mantra-mantra penghapusanku
Surabaya,
4 Januari 2014
Komentar
Posting Komentar